Jumat, 04 Januari 2013

TIGA BAGIAN KARYA ILMIAH

Pengertian Karya Ilmiah
“Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
  • Memberi penjelasan
  • Memberi komentar atau penilaian
  • Memberi saran
  • Menyampaikan sanggahan
  • Membuktikan hipotesa
Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode penulisannya.
Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.
Bentuk Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
1. Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah
1. Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1)    Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2)    Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)    Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4)    Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)    Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)    Sikap tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)    Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.



Karya Tulis Ilmiah
Pengertian Karya Tulis
Karya tulis mempunyai banyak ragam tergantung dari tujuan, manfaat, sumber penulisan, dan aspek-aspek lainnya. Berdasarkan sumbernya, secara umum karya tulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu karya fiksi (tidak ilmiah) dan non fiksi (ilmiah). Karya fiksi merupakan karya tulis yang sumbernya semata-mata imajinasi, fantasi, atau rekaan dari si penulis. Tujuan orang menulis fiksi biasanya untuk menghibur atau bisa jadi untuk mengungkapkan isi hati penulis. Karya sastra merefleksikan situasi masyarakat tertentu. Contoh dari karya tulis jenis ini adalah karya sastra: novel, cerpen, puisi, dan lain-lain.
Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan tertentu. Jenis-jenis karya ilmiah antara lain: karangan ilmiah, laporan penelitian, makalah atau paper, artikel, dan lain-lain. Barangkali anda sering mendapat tugas dari guru untuk membuat karangan, makalah, atau paper sewaktu menempuh pelajaran tertentu. Ini artinya anda sudah pernah membuat karya ilmiah.
Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah dapat didefinisikan sebagai laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan bahwa pengertian karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Karya tulis ilmiah dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah yang merupakan laporan hasil pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Meskipun keduanya berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesamaan antara lain :
  1. hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
  2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
  3. kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
  4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya
Jenis Karya Tulis Ilmiah
Seperti yang sudah saya sampaikan pada postingan terdahulu tentang macam-macam karya tulis ilmiah, Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan penelitian, artikel ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun karya terjemahan. Dengan demikian terdapat banyak pilihan bagi guru dalam mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah. Tidak ada salahnya pada tulisan ini saya jabarkan lagi secara singkat jenis-jenis karya tulis ilmiah.
  1. Makalah atau paper merupakan rumusan atau simpulan pemikiran sebagai hasil telaah atau pengkajian sederhana dari sebuah referensi bacaan, pemikiran tokoh, ilmuwan atau penulis sebelumnya. Karya ilmiah jenis ini biasa diberikan oleh dosen atau guru kepada mahasiswa atau siswanya. Tujuannya biasa untuk memberikan ruang bagi peserta didik dalam menuangkan gagasan ilmiahnya untuk mengasah kemampuan intelektualnya dalam menanggapi permasalahan yang berkembang. Makalah biasanya disajikan dalam forum seminar, lokakarya, workshop dan sejenisnya.
  2. Laporan praktikum biasanya merupakan laporan tertulis dari serangkaian kegiatan praktikum yang telah dilakukan oleh seorang atau sekelompok siswa. Dalam menuliskan laporan unsur kronologis menjadi sangat penting karena praktik kerja baik di lapangan maupun di laboratorium terdiri dari tahapan-tahapan yang sistematis yang harus dilaporkan secara sistematis juga. Dengan demikian penulisan laporan praktikum dituntut untuk menyampaikan sebuah kegiatan secara sistematis, runtut dan terperinci.
  3. Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan yang didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan diseminasi pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati permasalahan tertentu (pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang membedakan adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam forum seminar atau workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal ilmiah atau media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005: 308). Sedangkan feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa berita.
  4. Tugas akhir baik skripsi (tingkat S1), thesis (S2) atau disertasi (S3) merupakan karya ilmiah yang ditujukan untuk mengakhiri studi di perguruan tinggi. Tugas akhir biasanya berupa hasil penelitian dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program studi yang diambil) yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh derajat kelulusan dan kelayakan karya tersebut.
http://belajarpsikologi.com/karya-tulis-ilmiah/



LAPORAN ILMIAH
A. Pengertian Umum
Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan, pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang laporan ilmiah.
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline) yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup.
Suatu karya dapat dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Penulisannya berdasarkan hasil penelitian, disertai pemecahannya
2. Pembahasan masalah yang dikemukakan harus obyektif sesuai realita/ fakta
3. Tulisan harus lengkap dan jelas sesuai dengan kaidah bahasa, Pedoman Umum
4. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI)
5. Tulisan disusun dengan metode tertentu
6. Tulisan disusun menurut sistem tertentu
7. Bahasanya harus lengkap, terperinci, teratur, ringkas, tepat, dan cermat sehingga tidak terbuka kemungkinan adanya ambiguitas, ketaksaan, maupun kerancuan.
Jenis Laporan Ilmiah
a. Laporan Lengkap (Monograf).
1) Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2) Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3) Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
4) Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
5) Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
B. Sistematika Laporan
Ilmiah Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Secara umum, sistematika suatu laporan yang lengkap terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup.
1. Bagian Pembuka
Bagian pembuka umumnya digunakan apabila laporan merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Bagian pembuka ini terdiri atas :
a. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
b. Halaman pengesahan (jika perlu)
c. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
d. Halaman persembahan (jika perlu)
e. Prakata;
f. Daftar isi;
g. Daftar tabel (jika ada)
h. Daftar grafik (jika ada)
i. Daftar gambar (jika ada)
j. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan
2. Bagian Isi
Bagian isi merupakan menyajikan atau mengomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian isi inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap. Bagian isi terdiri dari :
a. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami informasi yang akan disampaikan Pendahuluan terdiri atas :
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat
b. Bab II :
Kajian Pustaka
Kajian pustaka mengungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis terhadap pustaka tersebut, peneliti dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel penelitian yang penting dan hubungan antarvariabel tersebut.
c. Bab III :
Metode
Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara rinci mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, serta kelemahan penelitian.
d. Bab IV :
Pembahasan
Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
e. Bab V :
Penutup
Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah dituliskan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan
3. Bagian Penutup
a. Daftar Pustaka
b. Daftar Lampiran
c. Indeks daftar istilah
C. Langkah-Langkah Membuat Laporan
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu dipersiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah seperti berikut.
1. Menetapkan tujuan laporan Pembuat laporan harus tahu, untuk apa laporan dibuat dan siapa yang akan membaca laporan tersebut.
2. Menentukan Bahan Laporan Bahan-bahan laporan yang dapat digunakan adalah:
(1) surat-surat keputusan
(2) notulen hasil rapat
(3) buku-buku pedoman
(4) hasil kegiatan
(5) hasil penelitian
(6) hasil diskusi
3. Menentukan cara penngumpulan data Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
(1) Membuat petunjuk pelaksanaan bagi peneliti yang menjelaskan sasaran dan penyesuaian kegiatan
(2) Melakukan wawancara
(3) Mengumpulkan dokumen pelaksanaan kegiatan
(4) Penyusunan daftar pengecekkan untuk melihat data yang ada dan yang tidak ada
4. Mengevaluasi Data Data yang telah dikumpulkan dievaluasi untuk dibuat suatu simpulan.
5. Membuat Kerangka Laporan Kerangka laporan dibuat sesuai dengan sistematika laporan.
D. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis, tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,…..) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
2. Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut.
a. Penulisan nama pengarang Nama pengarang bagian belakang (nama akhir atau nama keluarga) ditulis lebih dahulu, diikuti tanda koma baru nama bagian depan kemudian diikuti titik. Jika buku disusun oleh sebuah komisi atau lembaga, dipakai menggantikan nama pengarang. Jika tidak ada nama pengarang, urutannya harus dimulai dengan judul buku.
b. Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c. Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan huruf miring, diikuti tanda titik
d. Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik
3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
4. Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
5. Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok dengan pokok adalah dua spasi.
6. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
7. Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya disingkat dkk atau dll.
E. Format Penulisan Laporan
Ukuran dan Jenis Kertas Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal di atas. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagian-bagiannya. Adapun teknik penulisan meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Margin Ukuran margin terdiri atas batas kiri dan batas atas 4 cm. Serta batas kanan dan batas bawah 3 cm dari pinggir kertas. Semua tulisan termasuk tabel dan gambar berada dalam margin. Subjudul bagian bawah halaman harus diikuti dengan dua baris penuh di bawahnya, bila tidak memungkinkan subjudul ditulis pada halaman berikutnya. Begitupun kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya tetapi seluruh kata ditulis pada halaman berikutnya.
2. Spasi Secara umum keseluruhan tulisan menggunakan spasi ganda. Kecuali untuk tabel, daftar pustaka, dan kutipan mempergunakan pula spasi tunggal (sesuai dengan aturan penulisan kutipan dan daftar pustaka). Alinea baru dapat dimulai dengan perbedaan spasi.
3. Penomoran Penomoran meliputi penomoran halaman, bab, subbab, dan rincian uraian.
a. Penomoran Halaman Halaman-halaman pendahuluan diberi nomor dengan menggunakan angka romawi kecil. Halaman-halaman isi dan penunjang menggunakan angka arab. Letak penomoran halaman ditempatkan di tengah dan dua spasi di atas margin bawah (bottom, center, headfooter 2,2 cm)
b. Penomoran Bab dan Subbab Penomoran mempergunakan penanda urutan sebagai berikut.
(1) Tingkat pertama dengan tanda: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
(2) Tingkat kedua dengan tanda: 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, dan seterusnya.
(3) Tingkatan ketiga dengan tanda: 1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, 1.1.3, 1.1.4, 1.1.5, dan seterusnya.
(4) Tingkatan keempat dengan tanda: 1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, 1.1.1.4, dan seterusnya.
(5) Tingkatan kelima dengan tanda: 1.1.1.1.1, 1.1.1.1.2, 1.1.1.1.3, 1.1.1.1.4, dan seterusnya.
4. Tabel atau Gambar
a. Tabel Sebuah tabel terdiri atas nomor dan judul tabel, stub, box head, dan body. Nomor tabel ditulis dengan angka arab. Penomoran tabel menurut bab, misalnya nomor tabel 2.1, artinya tabel tersebut tabel pertama yang ada pada bab kedua. Judul harus padat dan dapat memberikan keterangan tentang data yang tercantum dalam tabel. Judul ditulis dengan huruf kapital setiap unsur katanya kecuali kata hubung. Apabila tabel bersumber pada tulisan atau referensi lain, tuliskan sumber referensinya pada bawah tabel.
b. Gambar Istilah gambar mencakup di dalamnya diagram bundar, batang, garis, histogram, dan sebagainya. Gambar harus diberi nomor dan judul. Pemberian nomor dan judul tidak berbeda dengan pemberian nomor dan judul pada tabel. Perbedaannya terletak pada penempatan. Nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar.
5. Bahasa Bahasa yang dipergunakan dalam laporan ilmiah harus mengandung kejelasan dan reproduktif. Untuk ejaan dan peristilahan berpedoman pada EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah.
6. Jenis Kertas Jenis kertas yang dipakai adalah jenis HVS, ukuran folio, atau kuarto bergantung pada aturan yang telah ditetapkan.


PENALARAN INDUKTIF

Sebelum mengetahui apa itu penalaran induktif, sebaiknya kita mengetahui lebih dahulu tentang penalaran.

Pengertian Penalaran

Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 : 14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1.      Cara (perihal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis, jangkauan pemikiran, kepercayaan takhayul.
2.      Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3.      Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

Sedangkan, arti penalaran secara umum, yaitu :
Penalaran adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yang dapat diambil.

Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif.

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah suatu proses berfikir berupa penarikan kesimpulan dari fakta-fakta yang bersifat umum (berlaku untuk semua) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Atau proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum.

Pola pikir induktif dapat membantu siswa menuju pola berpikir deduktif. Misalnya siswa diminta membuktikan bahwa dua bilangan ganjil jika ditambahkan hasilnya adalah bilangan genap. Siswa membuktikannya dengan menggunakan kasus khusus: 3 + 5 = 8; 3 + 7 = 10; dan 5 + 7 = 12, lalu siswa mengambil kesimpulan sementara bahwa benar jumlah dua bilangan ganjil adalah genap. Setelah itu tugas guru adalah mengarahkan siswa kepada pembuktian deduktif, dengan pengalamannya menggunakan contoh khusus, siswa akan sampai pada pola pikir deduktif dengan memisalkan bilangan ganjil sebagai (2n + 1).

Kesimpulan yang ditarik secara induktif tidak selalu dapat dibuktikan secara deduktif. Kesimpulan yang demikian dinamakan suatu konjektur. Konjektur adalah suatu tebakan, penyimpulan, teori atau dugaan yang didasarkan pada fakta yang tak tertentu atau tak lengkap.


Jenis Penalaran Induktif

Penalaran induktif terdiri dari terdiri dari tiga jenis yaitu: generalisasi, analogi dan hubungan kausal (sebab akibat).

1.      Generalisasi
Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

Contoh :

Sigi duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Vivian duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Kevin duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Bona duduk dibangku kelas 6 SD sudah berumur 11 tahun.
Generalisasinya yaitu, rata-rata anak yang duduk dibangku kelas 6 SD berumur 11 tahun.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang tanpa loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)

a)      Loncatan Induktif
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.
Contoh :
Bila ahli-ahli Biologi berdasarkan pengamatan mereka mengenai jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat berukuran rata-rata adalah 4,2 sampai 5,5 juta per mililiter kubik. Pada wanita jumlah sel darah merahnya 3,2 sanpai 5,2 juta sel per milimeterkubik.

b)      Tanpa Loncatan Induktif
Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Sensus penduduk.

2.      Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, kita dapat menarik kesimpulan. Tujuan dari analogi, antaralain:
·         Untuk meramalkan kesamaan.
·         Untuk menyingkapkan kekeliruan.
·         Untuk menyusun sebuah klasifikasi.

Contoh analogi

Donny adalah lulusan SMU Negeri 1 Bogor.
Donny dapat memilih universitas manapun di wilayah Jawa Barat.
Sabrina adalah lulusan SMU Negeri 1 Bogor.
Oleh Sebab itu, dapat memilih universitas manapun di wilayah Jawa Barat.

3. 3. Kausal (hubungan sebab-akibat)
Kausalitas merupakan perinsip sebab-akibat yang pasti antara segala kejadian. Merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Contoh penalaran hubungan sebab-akibat :
Hujan sangat deras, dan adik tidak membawa payung. Akibatnya semua pakaian adik basah.

Contoh penalaran hubungan akibat-sebab :
Adik lupa membawa payung, karena payungnya disimpan di atas lemari pakaian.

Sumber ::